SNAPSER/Kendal.Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kendal beberapa hari lalu masih meyisakan PR banyak bagi pemerintah Kabupaten Kendal, Hal ini di karenakan banjir beberapa hari lalu tidak hanya merendam rumah - rumah warga, dan merusak ruas -ruas jalan di berbagai tempat, namun juga menggenangi ribuan hektar sawah pertanian di berberapa kecamatan . Rabu (29/1/2019)
Tanaman padi yang masih muda jika terendam air terlalu tinggi akan menimbulkan dampak kematian karena mengalami pembusukan pada batang dan akar sehinga berpotensi puso.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Kendal ada sekitar 1.155 ha sawah yang berpotensi Puso, jumlah tersebut tersebar di enam Kecamatan yang lahan sawahnya terendam banjir, yakni Kecamatan Brangsong seluas. 189 ha, Kecamatan Kangkung 150 ha, Kecamatan Rowosari 94 ha, Kecamatan Cepiring 242 ha, Kecamatan Kota Kendal 196 dan Kecamatan Patebon 284 ha,
Pandu ,Kabid Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Kendal menjelaskan dari enam lokasi terdampak tersebut yang mengalami kerusakan paling parah adalah kecamatan Kendal Kota,
Menurutnya bahwa dari semua luasan tersebut belum bisa di simpulkan secara pasti , apakah benar-benar akan mengalami mati / puso , karena masih dalam pengkajian oleh Dinas Pertanian " Kalau yang menggenangi bening, tanaman masih bisa hidup, tapi kalau banyak lumpurnya dan keruh maka akan mempengaruhi sintetik tanaman padi, dan akhirnya tanaman mati , dan Dinas membutuhkan waktu satu minggu untuk melihat hasil kajian di lapangan" jelasnya .
Pandu juga menambahkan bahwa luasan sawah terdampak tersebut masih bertambah , pasalnya masih ada Kecamatan yang belum melaporkan ke Dinas terkait dampak banjir kemarin.
Senada dengan Kabid holtikultura, Yanti Lestari ( aktivis pertanian kendal ) mengatakan kalau memang sawah yang terendam air, belum bisa di pastikan akan mati, atau puso, tinggal seberapa dalam dan lama rendaman itu bertahan dan menggenangi disawah,
" untuk mengetahui padi akan mati masal atau puso memang harus di kaji dulu, seberapa besar dampak yang timbul, tidak bisa si simpulkan seketika " jelas Yanti.
Sedangkan Kartiah salah satu petani yang sawahnya tergenang banjir selama tiga hari menjelaskan, bahwa dirinya hanya bisa pasrah karena memang kondisi alam ," ya mau bagaimana lagi, nanti yang mati akan di susuli biar bisa panen " terangnya.
Namun Kartiah juga berharap ada penanganan serius dari Pemerintah terkait penataan sungai dan saluran irigasi supaya ada solusi terkait banjir , sehingga petani tidak mengalami kerugian setiap tahun. (SNAP)
No comments:
Post a Comment